Judul : Tentang Sedih di Victoria Park (Kisah Buruh Migran
Indonesia di Hongkong)
Penulis : Fransisca Ria Susanti
Penerbit: Nuansa Cendekia, 2013
Tebal : 228 Halaman
Harga : Rp 39.000,-
Di tengah-tengah karya serba instan saat ini, produk yang
baik terbilang langka. Karena kelangkaan
itulah terkadang kita harus berlapang dada untuk sedikit menyempatkan waktu
menyimak “kebaikan” dari barang langka. Dengan membaca buku ini, paling tidak kita
sedang melakukan kebaikan itu. Ya, karena dengan membaca buku ini, akan kita
dapatkan tiga hal paling berharga.
Pertama, sisi kemanusiaan dari
isi karya. Buku ini berbicara tentang sisi kemanusiaan dari golongan masyarakat
terpinggirkan. Para tenaga kerja wanita asal Indonesia yang kebanyakan nasibnya
kurang mujur ditulis panjang lebar melibatkan riset, wawancara mendalam, dan
sikap empati sang penulisnya. Langkah peduli seperti ini sangat memperlihatkan
sikap humanis penulis karena menghasilkan pengetahuan yang mendalam tentang
sisi kehidupan yang tidak kita alami, bahkan terkadang kita ikut serta meledek
status sosial para pekerja migran yang serba sulit hidupnya.
Kedua,
kita juga mendapatkan karya tulis berharga (bermutu) karena kualitas
penulisannya sangat bagus. Penulisnya seorang jurnalis yang kokoh menerapkan
prinsip-prinsip jurnalistik dalam kerja riset dan penulisannya. Terasa betul di
dalamnya dibaca sangat bagus, kalimat yang menimbulkan perasaan menjadi
terasah, dan bahkan kita akan dibuat kagum karena pilihan-pilihan kalimatnya.
Alur ceritanya pun terusun mengalir, runtut dan kita merasakan kenikmatan dalam
menelusuri paragraf demi paragraf.
Ketiga,
kualitas pengetahuan antara riset dengan kualitas sastra yang bagus membuat
buku ini mampu memberikan pengetahuan yang luas. Saya sebagai penulis tentu
merasa mendapatkan pengalaman berharga bahwa tugas dan tanggungjawab penulis
bukan sekadar menghasilkan banyaknya tulisan, melainkan penting untuk
menghasilkan mutu isi. Karena banyak data, fakta lapangan disertai analisis
politik-sosial-ekonomi yang berjimbun, pastinya butuh tenaga ekstra dalam
menulis buku ini.
DAFTAR ISI
Para Penjaga Kota
Menganyam Mimpi
Mengayun Janji
Menahan Bilur
Mendaras Duka
Mendayung Arus
Memimpin Garda
Dengan
membaca buku ini, saya merasa tergerak untuk mengatakan bahwa golongan pembaca
berikut ini akan mendapatkan manfaat. Misalnya, seorang pejabat negara. Paling
tidak akan tersentuh hatinya karena
membaca nasib rakyatnya yang sengsara melalui buku ini.
Para
aktivis kemanusiaan, pasti akan merasa bahwa perjuangan selama ini belum
benar-benar berkontribusi maksimal karena akutnya problem nasib rakyat bawah.
Aktivis mahasiswa pasti akan semakin marah karena situasi negara yang tak
memperdulikan nasib rakyatnya. Para jurnalis/wartawan mestinya juga membaca
buku ini karena beberapa alasan di atas.
Marilah
membaca buku ini. Banyak nilai positif yang akan kita dapatkan.
(Syarif Yahya)
KUTIPAN:
“Politik neoliberalisme telah memaksa
kita bekerja sebagai babu di negeri ini, menerima upah murah, dan mendapat
perlakuan diskriminatif!” teriaknya dalam bahasa Inggris.
Namanya Eni Lestari. Bersama ribuan
warga Indonesia lainnya, ia merantau ke Hong Kong sejak 1999 sebagai
pekerja rumah tangga.
“Majikan
tak membolehkan aku membaca. Aku harus sembunyi-sembunyi di kamar mandi kalau
mau baca buku,” ungkapnya.
Dina
dan Yuniar memberiku kesan pertama tentang para perempuan migran yang merantau
ke Hong Kong. Gigih dan tak mudah patah.
Banyak
kawannya bertaruh bahwa Carik tak akan betah dengan pernikahannya karena selama
ini ia dikenal sebagai “playboy” di kalangan buruh migran Indonesia yang
memiliki orientasi seksual sejenis.
Aku
tak tahu apakah alasan “demi keluarga” pula yang membuat seorang perempuan asal
Ponorogo lainnya, Indah Handayani, menahan kakinya untuk tetap di Hong Kong
meskipun ia dihantui trauma pelecehan seksual.
Hong
Kong memiliki 28 hotel prodeo yang tersebar di Hong Kong Island, New
Territories dan Kowloon. Masing-masing penjara tersebut dibedakan berdasarkan
fungsinya. The Correctional Service Department (CSD) mengaturnya berdasarkan
status tahanan, jenis kelamin, maupun tingkat kejahatan.
1 komentar:
komentarsiiip
Reply